PEMAHAMAN konsep yang menyeluruh untuk memecahkan masalah merupakan
tujuan pokok dari proses pembelajaran. Tetapi ketika aktivitas peserta didik selama belajar masih rendah, maka sulit mencapai tujuan
tersebut. Hal ini juga terjadi pada
proses pembelajaran Fisika di SMKN H. Moenadi
Ungaran.
Rendahnya aktivitas peserta didik karena proses pembelajaran yang
dilaksanakan belum tepat. Untuk itu
diperlukan model pembelajaran yang dapat
membantu proses belajar peserta didik.
Sehingga aktivitas peserta didik dapat meningkat. Salah satu model pembelajaran
yang dapat membantu proses pembelajaran
dan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
peserta didik adalah model Discovery Learning.
Menurut Kurniasih dan Sani (2014),
model Discovery Learning adalah teori
belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya. Tetapi diharapkan peserta
didik mengorganisasi sendiri. Dalam mengaplikasikan Discovey Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan
memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar secara aktif.
Proses belajar mengajar lebih menekankan pada model Discovery Learning
menjadi salah satu solusi dalam
memperbaiki proses belajar mengajar. Dalam
model Discovery Learning peserta didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep,
teori-teori dan sikap ilmiah peserta
didik itu sendiri yang tentunya akan berpengaruh positif terhadap proses pendidikan maupun
produk pendidikan.
Penerapan model ini di SMKN H.
Moenadi Ungaran bertujuan untuk meningkatkan aktivitas peserta didik materi Sifat Mekanik Bahan
mengacu pada sintaks Model Discovery
Learning. Yang dikemukakan Syah (2004) yaitu
stimulation (pemberian rangsangan), problem statement, (pernyataan/identifikasi
masalah), data collection (pengumpulan data), data processing (pengolahan data), dan
verification.
Sebelum pembelajaran model ini
diterapkan, guru membuat perencanaan.
Proses perencanaan ini antara lain menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, membuat Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD), dan menyusun
instruksi yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Saat proses pembelajaran, guru
menerapkan tahap-tahap pembelajaran yang
sesuai dengan sintaks model Discovery Learning.
Pertama, guru memberikan pertanyaan mendasar
tentang materi sifat mekanik bahan.
Kedua, guru menjelaskan kompetensi yang harus
dikuasai dalam materi. Ketiga, guru
menjelaskan tentang materi dan dihubungkan dengan kehidupan nyata. Keempat, peserta didik diminta memahami prosedur
percobaan pada LKPD. Kelima, guru
memfasilitasi peserta didik untuk membentuk kelompok. Keenam, peserta didik bekerja dalam kelompok untuk
menyelesaikan LKPD melalui percobaan.
Ketujuh, guru berkeliling untuk memberikan
bimbingan kepada peserta didik. Kedelapan,
hasil kerja kelompok dipresentasikan dan dikumpulkan kemudian guru
mengoreksi hasil kerja kelompok peserta
didik.
Pada saat berkeliling untuk memberikan
bimbingan, guru melakukan pengamatan untuk mengetahui semua perilaku atau aktivitas peserta didik selama kegiatan
pembelajaran. Selain itu mengambil
gambar/ foto dan video sebagai dokumentasi
aktivitas peserta didik selama
pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran Discovery Learning ternyata mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Mulai dari mengamati, menuliskan hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis data hasil percobaan, menuliskan kesimpulan, dan melakukan presentasi. Peserta didik akan merasakan pengalaman belajar bermakna karena mengalami secara langsung proses penemuan dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan guru menjelaskan materi pembelajaran. (tt1/fth)
Oleh: Mustajab [Guru Fisika SMKN H. Moenadi Ungaran, Kab. Semarang]